Friendship Goals Dalam Drama Korea (Fight For May Way, Hospital Playslist, Reply 1988, Twenty Five Twenty One)

Gambar
Ketika nonton drama korea, terkadang kita fokus dengan kisah para pemeran utamanya dan jalan cerita dari drama. Tapi sebenernya gak cuma ituloh yang bisa kita nikmatin waktu nonton drama korea. Gak cuma kisah romantis si pemeran utama atau kisah sedih si tumbal drama 😅. Ada juga yang menarik yang justru sangat berharga dan bisa banget kita contoh, misalnya kisah pertemanan para tokoh dari drama.  Dalam tulisan ku kali ini, aku mau berbagi tentang friendship goals yang jadi favoritku sepanjang nonton drama korea. Sebenernya ada banyak sih, tapi yang aku tulis kali ini adalah yang jadi favoritku banget banget banget wkwkwkwk.  1.   Fight For My Way Yang sudah pernah nonton drama Fight For My Way pasti tau nama-nama tokoh yang ada di gambar kan?. Yups, ada Ko Dong Man, Choi Ae Ra, Baek Seol Hee, dan Kim Joo Man. Mereka adalah 4 orang yang sudah bersahabat sejak mereka kanak-kanak. Mereka tumbuh dewasa bersama hingga saat dewasa pun mereka memilih untuk tinggal di

Lidah Tak Bertulang



Baru-baru ini lagi heboh banget dunia per-kpop an dengan adanya pemberitaan serius dari mantan member AOA yaitu Mina dengan salah satu member AOA juga yang kemudian diketahui sebagai Jimin. Melalui akun instagram pribadinya, Mina mengungkapkan bahwa dirinya telah mengalami depresi yang serius yang hampir merenggut nyawanya. Mina mengaku telah dibully oleh sesama member selama 10 tahun lamanya. Kemudian. Jimin menanggapi cerita Mina tersebut dengan mengunggah sebuah story di media sosial pribadi miliknya yang kemudian dia hapus. Mina mengunggah kembali postingan berlatar gelap diikuti dengan caption dan kali ini menyebutkan dengan jelas bahwa member yang telah membully nya selama 10 tahun adalah Jimin yang pada awalnya hanya disebutkan sebagai “eonni itu”. Kasus pun semakin panas dan besar, yang berujung pada hengkangnya Jimin dari AOA.


Aku sih bukan fans nya ya jadi gamau terlibat banyak, aku juga kurang begitu mengikuti kisah kedua idol tersebut, hanya tau saja dari cuplikan di youtube Jimin adalah salah satu peserta Unpretty Rapstar yang didalamnya ada juga Jessi dan Cheetah. Kemudian AOA sendiri mengikuti ajang Queendom dan performancenya cukup buat aku tertarik saat mereka mengcover salah satu lagu hits dari Mamamoo yang juga merupakan peserta dari Queendom.

Oke lanjut lagi soal bully, kalau dilihat dari cerita Mina di instagramnya, rasa sedih dan trauma dalam dirinya aku rasa cukup dalam ya, apalagi sampai 10 tahun. Bayangin aja harus berdampingan selama itu dengan orang yang kalian takuti dan kalian tau kalau dia sepertinya menyimpan rasa ketidaksukaan sama diri kalian. Bisa bertahan selama itu udah hebat banget. Aku tau rasanya takut sama seseorang, lihat mukanya aja bisa gemeteran duluan apalagi kalau sampai berinteraksi. Ngomong-ngomong soal verbal bullying, Jimin bisa saja berdalih kalau apa yang dia omongin dulu itu hanyalah omongan sekali lewat, bahkan mungkin aja nih, Jimin ga ingat pernah mengatakan itu karena baginya hal itu ga ada bedanya dengan angin berhembus, udah berhembus yaudah lupa aja gitu apalagi kejadian mungkin udah lewat bertahun-tahun lamanya. Tapi engga buat Mina, ucapan yang dia anggap angin lalu itu, buat Mina cukup menghancurkan dunianya, menimbulkan efek traumatis, rasa takut berkepanjangan. Sedikit banyaknya aku paham apa yang dirasaian Mina karena, meskipun ga seekstrim Mina, aku juga pernah mengalaminya. Pengalaman pertamaku menjadi seorang Ibu.

Mungkin aja nih beberapa orang yang baca ceritaku ini akan berpikiran kalau “ah gitu doang padahal”, “ah dasarnya aja baperan”. Tunggu dulu, dulupun aku pernah berkata seperti itu setiap kali menemui curhatan seseorang yang kalau dipikir-pikir masalahnya cuma sepele. Sampai aku mengalaminya sendiri dan ya aku kena tulahnya, aku baper sama masalah sepele. Sepele bagi orang lain tapi ga sepele buat aku. Karena hingga saat anakku sudah berusia satu tahun saat ini, kata-kata itu masih terngiang dengan jelas dan membuatku takut bertatap muka dengan orang itu.

Sebagai orang tua baru, tentu aku sangat exited sekali tentang segala sesuatu berbau anak ya, lagi seneng-senengnya lah. Meski ceritaku sebagai orang tua baru ga sempurna dan diwarnai banyak drama terutama drama tentang menyusui, dan culture shock, jam tidur ga teratur udah macem zombie, stress dan lain sebagainya. Tapi disela-sela drama itu aku masih tetep exited dengan hal baru salah satunya adalah datang ke Posyandu.

Posyandu seharusnya jadi tempat curhat, konsultasi tumbuh kembang anak dengan para kader yang biasanya petugas dr salah satu Puskemas terdekat di lingkungan rumah. Tapi aku kurang tau pasti karena Pusyandu yang ada di komplek rumahku petugasnya yang aku sadar (karena aku warga pendatang baru) sepertinya masih dari ibu-ibu komplek, ga ada petugas puskesmas berseragam. Oh mungkin juga karena Posyandu nya diadakan sore hari ya kurang tau juga pastinya gimana. Oke lanjut..

Aku exited sekali pada awalnya, siapa sih yang ga penasaran dengan tumbuh kembang anak sekaligus mau sedikit berkonsultasi tentang kesulitanku dalam mengASIhi. Tapi apa yang aku dapat, tanpa bertanya berat lahir anakku berapa, apa yang jadi kesulitanku, meski aku jelaskan kondisiku seperti apa, kesulitan yang aku alami, nampaknya si ibu tidak begitu peduli. Yang ada aku merasa sepeti dihakimi, ditelanjangi ditempat. “Ibu tau ga periode emas sang anak seperti apa? sayang banget kalau ga ASI”. “Kok bisa ya, ibu kan ga kerja kan dirumah aja kan? sayang loh” begini begitu.. terus menerus. Ingin rasanya bisikin dikupingnya “Bu… Ibu ga perlu repot-repot nyalahin saya, tanpa ibu salahin pun saya udah ngerasa bersalah karena saya merasa gabisa jadi ibu yang baik untuk anak saya. Jadi ga usah ibu tambahin dengan menilai saya ga berusaha untuk anak saya”. Tapi sayangnya yang aku bisa cuma nahan air mata turun.

Aku mau menjelaskan panjang lebar pun rasanya seperti apa ya, “aku kan ga berhutang penjelasan ke dia” . Entah apa yang menyebabkan dirinya tetap berkata pedih seperti itu meski aku sudah jelaskan bagaimana kondisi ku. Aku sudah berusaha semaksimal yang aku bisa, segala drama aku alami bahkan hingga drama bertengkar dengan pasangan berujung minta dipulangkan ke rumah orang tua. Ya memang se stressfull itu buatku. Ketika nulis ini pun, mataku jujur aja masih berkaca-kaca, masih jelas rasanya kecewa sama keadaan diri sendiri, masih kebayang rasanya kaya gimana. Ditambah rasa takut masih ketika jadwal Posyandu tiba. Sampai akhirnya, suamiku melarangku untuk datang karena seringkali aku menangis setiap kali pulang dari sana. Semenyakitkan itu perkataanya. Membekas! padahal bisa aja buat orang lain itu sepele ya tapi buat aku itu luar biasa menyakitkan. “Tidak bekerja saja kok gamau menyusui” 😭 Aku paham betul ASI adalah makanan terbaik untuk anak, aku juga banyak belajar itulah mengapa rasanya ku kecewa pada diriku sendiri. aku juga Pro Asi kok, bukan berarti aku tidak full menyusui sama saja aku tidak pro ASI. Aku bukan gamau tapi gak bisa maksimal.

Lidah emang ga bertulang tapi bahayanya sama saja dengan sebilah pedang. Sama-sama bisa melukai bahkan membunuh kapan saja. Bukan cuma fisik tetapi juga mental seseorang. Oh sungguh beneran, kudu banget hati-hati kalau bicara dengan siapa saja atau tentang apa aja. Bisa aja kita menyepelekan keadaan seseorang hanya dari apa yang kita lihat luarnya tapi ternyata yang terjadi justru lebih dari itu. 

Semoga kita semua bisa berhati-hati ya dalam berkata dan berperilaku sehingga ga ada yang tersakiti dan ga ada dendam dikemudian hari. Karena kita juga ga pernah tau efek apa yang akan terjadi ketika kita dengan sengaja atau tidak menyakiti perasaan orang. Bagus kalau orang itu mau memaafkan, kalau sampai gamau memaafkan bagaimana? 

Aduh maafin ya kalau tulisan kali ini agak ngelantur hehehe.. rasanya lega aja kalau sudah nulis unek-unek. Maapin ya kalau ada salah-salah kata, borahae 💜


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arti dan Lirik Lagu Flowerpot Yang dinyanyikan Han Seo Jun (True Beauty)

Love Yourself : Answer, Trivia : Seesaw (SUGA of BTS)

Review Drama Korea Rain Or Shine (Just Between Lovers)