Friendship Goals Dalam Drama Korea (Fight For May Way, Hospital Playslist, Reply 1988, Twenty Five Twenty One)

Gambar
Ketika nonton drama korea, terkadang kita fokus dengan kisah para pemeran utamanya dan jalan cerita dari drama. Tapi sebenernya gak cuma ituloh yang bisa kita nikmatin waktu nonton drama korea. Gak cuma kisah romantis si pemeran utama atau kisah sedih si tumbal drama 😅. Ada juga yang menarik yang justru sangat berharga dan bisa banget kita contoh, misalnya kisah pertemanan para tokoh dari drama.  Dalam tulisan ku kali ini, aku mau berbagi tentang friendship goals yang jadi favoritku sepanjang nonton drama korea. Sebenernya ada banyak sih, tapi yang aku tulis kali ini adalah yang jadi favoritku banget banget banget wkwkwkwk.  1.   Fight For My Way Yang sudah pernah nonton drama Fight For My Way pasti tau nama-nama tokoh yang ada di gambar kan?. Yups, ada Ko Dong Man, Choi Ae Ra, Baek Seol Hee, dan Kim Joo Man. Mereka adalah 4 orang yang sudah bersahabat sejak mereka kanak-kanak. Mereka tumbuh dewasa bersama hingga saat dewasa pun mereka memilih untuk tinggal di

Review Drama Korea One Spring Night , Bikin Deg-Degan Yang Nonton

one night spring

Satu lagi drama favoritku dari Jung Hae In dan Han Ji Min gak lain dan  ga salah lagi yaitu drama One Spring Night. Kalau diperhatiin vibes dari drama ini mirip-mirip dengan drama lain yang juga ga kalah favorit, Pretty Noona Who Buys Me Food. Ternyata oh ternyata penulisnya memang sama gengs, pantes aja vibe nya sama dan aku menduga kalau lokasinya yang dipake juga jangan-jangan ada yang sama karena pas liat beberapa scene di drama aku merasa familiar hehehhe. Dan jangan kaget juga ketika nanti menemukan beberapa wajah lama alias pemain yang sama yang juga main di drama Pretty Noona Who Buys Me Food.

Oke seperti biasanya, setelah nonton drama apalagi yang jadi favorit ga puas rasanya hanya menyimpan kekaguman atau ocehan-ocehan kekaguman dan kekampretan dalam hati. Rasanya baru lega kalau tersalurkan dengan baik, hehehe.



Yoo Ji Ho – Lee Jeong in

Jung Hae In yang memerankan Yoo Ji Ho pesonanya memang ga main-main. Menurutku dia cocok banget buat meranin pria penuh kasih sayang dan bikin baper cewe-cewe termasuk emak-emak sejagat raya seperti diriku ini, hehhehe. Kali ini dia ga meranin sebagai cowo brondong yang dimabuk asmara tapi kali ini sebagai single parent alias ayah satu anak yang penuh kelembutan ketika bersama anaknya. Gak nyangka kalau dia bisa berperan begitu apiknya dan cocok aja gitu meranin sosok ayah untuk anaknya karena bawaan wajahnya yang emang masih nampak seperti abg Maba Maba gitu, hehhe.

coba perhatikan senyuman mas ganteng ini wkwk

Gak jauh berbeda dari peran-peran sebelumnya, Han Ji Min emang cocok banget meranin cewek tegas, punya pendirian, juga keras kepala. Kita bisa belajar dari tokoh Jeong In dalam mempertahankan harga dirinya dan memperjuangkan keinginannya apapun konsekuensinya. Berani menghadapi apa akibat dari perbuatannya. Kira-kira masih ada ngga ya cewek begini di sekitar kita? hehehe.

Dari Drama One Spring Night ini aku bisa melihat permasalah-permasalahan yang sebenarnya ga berbeda jauh dengan permasalahan yang mungkin aja kita sedang hadapi atau ada disekitar kita. Justru side story dari drama ini yang bikin aku juga tertarik dan betah untuk nonton. Sayangnya ga dibahas terlalu dalam sama si drama One Spring Night ini. Tapi gapapa deh aku bahas dikit-dikit. Markimak mari kita simak..


Yoo Ji Ho Sebagai Single Parent

appa kenapa ganteng sekali wkwkwk

Kalau menemui single parent dalam sudut pandang wanita tentu kita sudah sering lihat ya, tapi kalau dari sudut pandang pria alias sang Ayah lumayan jarang aku temuin, atau memang sering tapi akunya aja yang jarang liat? Wkwkwk.

Yoo Ji Ho bisa dibilang sosok Ayah yang bertanggung jawab dan penyayang terhadap anak satu-satunya meski ia ditinggalkan tanpa pesan oleh si pasangan. Tapi disisi lainnya kita bisa tahu bahwa menjadi seorang orang tua tunggal bukanlah hal sepele meski dalam prakteknya ia mendapat bantuan dari kedua orang tuanya yang beruntungnya bisa menerima sang anak dengan lapang dada. Terlebih lagi kekhawatiran yang ia rasakan tentang pasangan hidup dan pergaulan. Belum lagi pandangan orang-orang terhadap dirinya juga anaknya. Mulai dari rasa iba hingga cemoohan tentang statusnya sebagai orang tua tunggal dan status anaknya sebagai anak tanpa ibu. Secara tidak sadar hal-hal tersebut menjadi sebuah benteng tinggi bagi dirinya, bukan hanya mengkhawatirkan dirinya saja tetapi pasangan masa depannya. Karena belum tentu dapat diterima semua orang. Dan menikahi seorang duda atau orang tua tunggal terlebih bagi pasangannya yang masih lajang dianggap sebagai hal yang aneh atau sikap yang disayangkan. Sering kan denger omongan-omongan orang sekitar ketika kita tau ada temen atau seorang lajang menikahi duda atau janda “ih sayang yah padahal masih gadis nikah sama duda?” , “baru nikah udah punya buntut (anak)”. Nah kurang lebih seperti itulah ketakutan atau ketidaknyamanan yang Yoo Ji Ho rasakan. Bukan hanya mengkhawatirkan dirinya seorang tapi juga si pasangannya kelak. Rasanya dia ga rela aja melihat pasangannya nanti menerima cemoohan dari orang-orang sekitar jika menjalin hubungan dengannya yang mana adalah seorang Ayah tunggal.

Sebenernya mau sampai kapan ya lingkungan kita begini terus? Capek ga sih kalian denger yang model kaya gitu? kayak… itu kan pilihan seseorang ya, pilihan dia gitu yang jalanin hidupnya juga dia sendiri, kalau ada apa-apa juga kan dirinya sendiri yang tanggung. Menurutku kita ga berhak terlalu banyak ikut campur bahkan mengomentari hidup dan pilihan orang lain. Apapun pilihannya pastinya sudah dia pikirkan matang-matang kan ?. Lagipula apa salahnya sih gadis/perjaka menikah dengan duda/janda? Mereka juga kan manusia berhak mencinta dan dicinta. Ajiiiiiiib wkwkkwkwk…

Nah mudah-mudahan sih yang suka berkomentar miring baik sengan maupun ga sengaja tanpa sadar dan kebetulan nonton drama One Spring Night ini bisa pelan-pelan mengurangi kebiasaanya. Btw..ini aku juga ngomong ke diri sendiri hehehehhe soalnya namanya lidah ga bertulang suka juga keceplosan, Astagfirulloh aku,, hehehehhe. 

KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)

Lee Seo In kakak pertama dari Jeong In merupakan seorang announcer di sebuha media televisi dan menikah dengan seorang dokter gigi Nam Shi Hoon. Dan selama pernikahannya itu dia tidak pernah merasakan kebahagiaan yang semestinya dirasakan pasangan suami istri lainnya. Alu sedikit lupa ya tentang latar belakang mereka berdua nikah sepertinya sih karena ada campur tangan orang tua Lee Seo In terutama Ayahnya. Nah kalau yang sudah liat drama ini pasti paham deh karakter Ayah mereka seperti apa. Sudah tidak pernah merasakan bahagia ditambah lagi dengan bumbu KDRT alias kekerasan dalam rumah tangga. Perangai Nam Shi Hoon begitu kasar dan tidka pernah menghargai Lee Seo In sebagai istrinya. Dan diam-diam selama mengalami kekerasan tersebut, Lee Seo In mengarsipkan bukti-bukti yang sepertinya foto-foto luka yang disebabkan oleh pukulan suaminya tersebut untuk berjaga-jaga akan hal yang terburuk yang mungkin saja terjadi.

Selama ini Lee Seo In terlalu takut untuk mengambil keputusan untuk berpisah karena berbagai alas an yang menjadi pertimbangannya. Apalagi dia seorang announcer yang cukkup ternama dan otomatis kehidupannya dapat dengan mudah diketahui oleh public, memikirkan apa yang nanti terjadi jika dia memutuskan bercerai terlebih lagi Nam Shi Hoon yang semakin Seo In meminta cerai dirinyna semakin kasar. Sekeras-kerasnya batu yang ditetes air akan bolong juga, begitu juga dengan Seo In pertahanannya kian hari kian rapuh dan runtuh. Sang Ibu tanpa sengaja mengetahui kelakuan suami Seo In dan merasa kaget akhirnya timbul kecurigaan dan saatnya tiba semua terkuak. Hati Ibu mana yang tidak terluka melihat putri kesayangannya dilukai terlebih lagi oleh suaminya sendiri. Tapi nih…. Yang lebih mengagetkan lagi adalah reaksi sang Ayah yang sungguh bikin emosi muntup-muntup. Gimana ngga meski sudah tau anaknya disakiti oleh suaminya si Ayah justru memaklumkan perilaku si suami dan meminta mereka berbaikan alih-alih menginjinkan mereka bercerai. Dan hal itu dia lakukan demi martabat keluarga. Anj…. rasanya pengen maki-maki tu bapa-bapa tau ngga sih! Gila ya anaknya udah mau mati dipukulin masih aja mentingin martabat dan kehormatan keluarganya. Segitunya banget gamau keliatan ‘cacatnya’ udah gila nih!

Oke, redamkan emosi dulu hehehhe.. tapi aku salut sama Lee Seo In yang akhirnya berani memutuskan untuk berpisah setelah sekian lamanya dia tersiksa dalam kehidupan rumah tangganya. Mati juga belum tapi udah berasa di neraka aja, kasian bener Seo In. Meskipun di akhir mengetahui bahwa dirinya hamil tapi dia tetap pada pendiriannya untuk berpisah. Aku tau, keutuhan orang tua sangatlah berarti untuk sang anak, tapi buatku anak membutuhkan orang tua dan lingkungan keluarga yang bahagia bukan sempurna. Kebahagiaan anak memang yang utama tapi ga berarti juga melupakan kebahagiaan diri sendiri.  Tapi kembali lagi sih, semua keputusan pada akhirnya ditentukan oleh tokoh utama dalam kehidupannya masing-masing. Karena yang mengetahui baik buruknya apabila masih dilanjutkan ataupun berpisah adalah dirinya sendiri. 

Nama baik keluarga diatas segalanya

“Apa jadinya jika anak gadisku menikah dengan seorang duda beranak satu?”

“Apa yang akan orang-orang katakana ketika anakku yang berkarir cemerlang bersuamikan seorang dokter memilih bercerai?”

“Apa yang harus aku katakan pada kolegaku jika mengetahui anakku yang bersekolah diluar negeri memilih kabur dari sekolahnya?”

Kurang lebih begitulah isi kepala seorang Ayah dari Lee Jeong In.
Yap, apalagi kalau bukan demi nama baik keluarga. Ga menutup kemungkinan hal kaya gini banyak banget di lingkungan kita mau kita sadari atau engga. Sampai-sampai nih terkadang kondisi-kondisi yang ga menguntungkan terpaksa dijalani oleh seseorang demi mempertahankan nama baik keluarga. Rasa takut jadi bahan omongan orang-orang sekitar ya tetangga, kerabat bahkan keluarga sendiri biasanya jadi pertimbangan terbesar yang ga sedikit malah berujung dengan terperangkap di kondisi itu terus menerus.

Reaksi yang dikeluarkan oleh Lee Tae Hak alias sang Ayah dari Lee Seo In ketika mengetahui bahwa anaknya jadi korban KDRT suaminya sendiri sungguh diluar dugaan. Bikin pengen jedotin kepala ke tembok (jedok jedok jedok). Sekesal itu memang tapi kalian harus rasakan sendiri sensasi kesalnya seperti apa, hahaha. Aku rasa itu juga yang akhirnya membuat Lee Seo In terperangkap lama dalam rumah tangga nya yang lebih mirip dengan neraka dunia.

Mendengar keputusan anaknya yang ingin bercerai sang Ayah memberikan penentangan luar biasa karena perceraian baginya merupakan sebuah aib keluarga. Tapi apa gunanya sih mempertahankan sesuatu yang bahkan sudah ga ada sisi baiknya jika dilihat dari sisi manapun, iya gak ? Nah tuh jadi curhat dah wkwkwkwk.  Begitu juga dengan penolakan halus sang ibunda ketika mengetahui jika anak kesayangannya Lee Jeong In memilih mengakhiri hubungannya dengan kekasih yang sudah jalan bertahun-tahun lamanya dan memilih menjalin hubungan yang baru dengan pria beranak satu. 

Nah seperti biasanya, setiap drama yang aku tulis selalu mengukir kesan tersendiri dalam hati dan pikiranku. Bagiku nonton drama ga sekedar nonton lalu kelar lalu gabisa move on, ga sampai disitu aja sis, aku biasanya justru berubah jadi (sok) pemikir wkwkwk, “jangan-jangan aku begitu juga”, “mudah-mudahan aku dijauhkan dari sifat seperti itu” atau “kenapa ya orang-orang gabisa jalanin hidupnya sendiri aja ga usah ngusik pilihan orang lain” atau “bisa ga sih hidup yang hidup aja gitu ga usah terlalu banyak yang dipikirin yang dipertimbangin”

Yaa… balik lagi inilah hidup sis, bagaikan kertas kosong tinggal kita mau isi dengan yang bagaimana.. kalau terlalu polos tentu ga menarik, sesekali diberi warna ada baiknya juga biar kita bisa melihat sisi yang lain dari kehidupan. (ngomong ayam akunih wkwkwk)

Okedeh cukup sekian dulu review yang sedikit terlambat ini, harap maklum ya soalnya sekarang sudah ga bebas seperti dulu. Mudah-mudahan setelah baca ini kalian jadi semakin tertarik buat nonton drama One Night Spring ini dan seperti biasa ambil hikmahnya dari kisah yang kalian tonton. See you :*

Ps: OST drama ini juga ga kalah romantis dari drama Pretty Noona Who Buys Me Food loh J

Kalian akan tau alasan kenapa nonton ini bikin deg-degan kalau kalian nonton drama ini, so biar dapet feel deg-degan nya ga akan aku bocorin disini hehehe.. Selamat Nonton :*

Komentar

  1. reviewnya baguuuus �� makasih yaa.. aku sukaaa drama inii.. sebel deh banyak yg bilang dramanya bosenin, ngeselin karena selingkuh dll.. padahal bagus ya ceritanya.. so real.. akting mereka jg juaraa dan ostnyaaa enak2.. trus nontonnya bikin imun meningkat pas liat Hae In hihihi (saking cakeubbbnyaa)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bener ak, kebetulan kalau aku suka banget sama drama yang genrenya romance2 kaya gini jadi pas nonton tuh bisa menikmati. Setuju banget kalau drama ini feels so real ya.. makasih banyak ya kak felli sudah mampir untuk baca. Have a nice day :)

      Hapus
  2. Pantesaaan, ternyata penulis ceritanya sama ya sama preety noona who buys me food, keliatan dari soundtracknya lagu barat, cara para pemerannya berkomunikasi, mirip, sukaaa, makasij reviewnya bagus bangeeet

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo, makasih banyak yaa udah nyempetin mampir untuk baca :)

      Hapus
  3. Sebenarnya memang relate banget lho, termasuk di Indonesia sangat relate. Sampai saat ini, walau udah emansipasi tetep aja perempuan diperlakukan patriaki, lebih rendah dari lelaki. Lelaki itu katanya imam, harus berkuasa penuh pada anak-istri. Anak lelaki harus sukses sesukses mungkin, anak perempuan udahlah dinikahin aja sama lelaki mapan, entah itu baik atau buruk, yang penting bisa jaga nama suami dan ayahnya. Di Indonesia masih banyak banget lho yang begini.
    Bapak-bapak kayak bapaknya Jeong In masih banyak, melakukan demi citra dan jabatan, alias matre 😂.

    Lelaki kayak Gi Seok juga banyak, egonya setinggi langit. Ya gak heran sih kalau Jeong In ragu nikah. Ya gimana, Gi Seok orangnya tempramen, suka memaksakan kehendaknya sendiri, maunya menang sendiri. Pertanyaannya, siapa yang gak jengah coba. Walau gak jatuh cinta sama siapapun juga, cepat atau lambat bakal putus juga sih.

    Isu-isu patriakis dibawain soft banget, gak terkesan menggurui, malah diajak petualang ke emosi dari berbagai tokoh, gimana frustasinya Lee Seo In yang disiksa suaminya tapi harus jaga nama baik juga. Beratnya jadi single parent. Beratnya hidup dibawah bayang-bayang suami yang keras kepala dan selalu nyetir hidup putri-putrinya. Mau lepas juga tapi ada 3 anak kan ya. Jeong In juga mau putus tapi bisa dibunuh sama bapaknya.

    Emang rada capek sih nontonnya, apalagi kalau scene Gi Seok-bapak Jeong In-suami Seo In, gedeknya sampe ke ubun-ubun. Cuma mikirin diri sendiri doang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai kak... Makasih banyak tanggapan nya. Suka sekali sm tanggapan kakak tentang drama ini. Ngeselin banget kan ya liatnya kaya gregetan gitu bikin emosi jiwa tapi kitanya ga bisa ngapa2in juga 😅

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arti dan Lirik Lagu Flowerpot Yang dinyanyikan Han Seo Jun (True Beauty)

Love Yourself : Answer, Trivia : Seesaw (SUGA of BTS)

Review Drama Korea Rain Or Shine (Just Between Lovers)