Satu lagi drama favoritku dari Jung
Hae In dan Han Ji Min gak lain dan ga
salah lagi yaitu drama One Spring Night. Kalau diperhatiin vibes dari drama ini
mirip-mirip dengan drama lain yang juga ga kalah favorit, Pretty Noona Who Buys
Me Food. Ternyata oh ternyata penulisnya memang sama gengs, pantes aja vibe nya
sama dan aku menduga kalau lokasinya yang dipake juga jangan-jangan ada yang
sama karena pas liat beberapa scene di drama aku merasa familiar hehehhe. Dan
jangan kaget juga ketika nanti menemukan beberapa wajah lama alias pemain yang
sama yang juga main di drama Pretty Noona Who Buys Me Food.
Oke seperti biasanya, setelah nonton
drama apalagi yang jadi favorit ga puas rasanya hanya menyimpan kekaguman atau
ocehan-ocehan kekaguman dan kekampretan dalam hati. Rasanya baru lega kalau
tersalurkan dengan baik, hehehe.
Yoo
Ji Ho – Lee Jeong in
Jung Hae In yang memerankan Yoo Ji
Ho pesonanya memang ga main-main. Menurutku dia cocok banget buat meranin pria
penuh kasih sayang dan bikin baper cewe-cewe termasuk emak-emak sejagat raya
seperti diriku ini, hehhehe. Kali ini dia ga meranin sebagai cowo brondong yang
dimabuk asmara tapi kali ini sebagai single parent alias ayah satu anak yang penuh
kelembutan ketika bersama anaknya. Gak nyangka kalau dia bisa berperan begitu
apiknya dan cocok aja gitu meranin sosok ayah untuk anaknya karena bawaan
wajahnya yang emang masih nampak seperti abg Maba Maba gitu, hehhe.
Gak jauh berbeda dari peran-peran
sebelumnya, Han Ji Min emang cocok banget meranin cewek tegas, punya pendirian,
juga keras kepala. Kita bisa belajar dari tokoh Jeong In dalam mempertahankan
harga dirinya dan memperjuangkan keinginannya apapun konsekuensinya. Berani
menghadapi apa akibat dari perbuatannya. Kira-kira masih ada ngga ya cewek
begini di sekitar kita? hehehe.
Dari Drama One Spring Night ini aku
bisa melihat permasalah-permasalahan yang sebenarnya ga berbeda jauh dengan
permasalahan yang mungkin aja kita sedang hadapi atau ada disekitar kita. Justru
side story dari drama ini yang bikin aku juga tertarik dan betah untuk nonton. Sayangnya
ga dibahas terlalu dalam sama si drama One Spring Night ini. Tapi gapapa deh
aku bahas dikit-dikit. Markimak mari kita simak..
Yoo
Ji Ho Sebagai Single Parent
Kalau menemui single parent dalam
sudut pandang wanita tentu kita sudah sering lihat ya, tapi kalau dari sudut
pandang pria alias sang Ayah lumayan jarang aku temuin, atau memang sering tapi
akunya aja yang jarang liat? Wkwkwk.
Yoo Ji Ho bisa dibilang sosok Ayah
yang bertanggung jawab dan penyayang terhadap anak satu-satunya meski ia
ditinggalkan tanpa pesan oleh si pasangan. Tapi disisi lainnya kita bisa tahu
bahwa menjadi seorang orang tua tunggal bukanlah hal sepele meski dalam prakteknya
ia mendapat bantuan dari kedua orang tuanya yang beruntungnya bisa menerima
sang anak dengan lapang dada. Terlebih lagi kekhawatiran yang ia rasakan
tentang pasangan hidup dan pergaulan. Belum lagi pandangan orang-orang terhadap
dirinya juga anaknya. Mulai dari rasa iba hingga cemoohan tentang statusnya
sebagai orang tua tunggal dan status anaknya sebagai anak tanpa ibu. Secara
tidak sadar hal-hal tersebut menjadi sebuah benteng tinggi bagi dirinya, bukan
hanya mengkhawatirkan dirinya saja tetapi pasangan masa depannya. Karena belum
tentu dapat diterima semua orang. Dan menikahi seorang duda atau orang tua
tunggal terlebih bagi pasangannya yang masih lajang dianggap sebagai hal yang
aneh atau sikap yang disayangkan. Sering kan denger omongan-omongan orang
sekitar ketika kita tau ada temen atau seorang lajang menikahi duda atau janda
“ih sayang yah padahal masih gadis nikah sama duda?” , “baru nikah udah punya
buntut (anak)”. Nah kurang lebih seperti itulah ketakutan atau ketidaknyamanan
yang Yoo Ji Ho rasakan. Bukan hanya mengkhawatirkan dirinya seorang tapi juga
si pasangannya kelak. Rasanya dia ga rela aja melihat pasangannya nanti
menerima cemoohan dari orang-orang sekitar jika menjalin hubungan dengannya
yang mana adalah seorang Ayah tunggal.
Sebenernya mau sampai kapan ya
lingkungan kita begini terus? Capek ga sih kalian denger yang model kaya gitu?
kayak… itu kan pilihan seseorang ya, pilihan dia gitu yang jalanin hidupnya
juga dia sendiri, kalau ada apa-apa juga kan dirinya sendiri yang tanggung. Menurutku
kita ga berhak terlalu banyak ikut campur bahkan mengomentari hidup dan pilihan
orang lain. Apapun pilihannya pastinya sudah dia pikirkan matang-matang kan ?.
Lagipula apa salahnya sih gadis/perjaka menikah dengan duda/janda? Mereka juga
kan manusia berhak mencinta dan dicinta. Ajiiiiiiib wkwkkwkwk…
Nah mudah-mudahan sih yang suka
berkomentar miring baik sengan maupun ga sengaja tanpa sadar dan kebetulan
nonton drama One Spring Night ini bisa pelan-pelan mengurangi kebiasaanya.
Btw..ini aku juga ngomong ke diri sendiri hehehehhe soalnya namanya lidah ga
bertulang suka juga keceplosan, Astagfirulloh aku,, hehehehhe.
KDRT
(Kekerasan Dalam Rumah Tangga)
Lee Seo In kakak pertama dari Jeong In
merupakan seorang announcer di sebuha media televisi dan menikah dengan seorang
dokter gigi Nam Shi Hoon. Dan selama pernikahannya itu dia tidak pernah
merasakan kebahagiaan yang semestinya dirasakan pasangan suami istri lainnya.
Alu sedikit lupa ya tentang latar belakang mereka berdua nikah sepertinya sih
karena ada campur tangan orang tua Lee Seo In terutama Ayahnya. Nah kalau yang
sudah liat drama ini pasti paham deh karakter Ayah mereka seperti apa. Sudah
tidak pernah merasakan bahagia ditambah lagi dengan bumbu KDRT alias kekerasan
dalam rumah tangga. Perangai Nam Shi Hoon begitu kasar dan tidka pernah
menghargai Lee Seo In sebagai istrinya. Dan diam-diam selama mengalami
kekerasan tersebut, Lee Seo In mengarsipkan bukti-bukti yang sepertinya
foto-foto luka yang disebabkan oleh pukulan suaminya tersebut untuk berjaga-jaga
akan hal yang terburuk yang mungkin saja terjadi.
Selama ini Lee Seo In terlalu takut
untuk mengambil keputusan untuk berpisah karena berbagai alas an yang menjadi
pertimbangannya. Apalagi dia seorang announcer yang cukkup ternama dan otomatis
kehidupannya dapat dengan mudah diketahui oleh public, memikirkan apa yang
nanti terjadi jika dia memutuskan bercerai terlebih lagi Nam Shi Hoon yang
semakin Seo In meminta cerai dirinyna semakin kasar. Sekeras-kerasnya batu yang
ditetes air akan bolong juga, begitu juga dengan Seo In pertahanannya kian hari
kian rapuh dan runtuh. Sang Ibu tanpa sengaja mengetahui kelakuan suami Seo In
dan merasa kaget akhirnya timbul kecurigaan dan saatnya tiba semua terkuak.
Hati Ibu mana yang tidak terluka melihat putri kesayangannya dilukai terlebih
lagi oleh suaminya sendiri. Tapi nih…. Yang lebih mengagetkan lagi adalah
reaksi sang Ayah yang sungguh bikin emosi muntup-muntup.
Gimana ngga meski sudah tau anaknya disakiti oleh suaminya si Ayah justru
memaklumkan perilaku si suami dan meminta mereka berbaikan alih-alih
menginjinkan mereka bercerai. Dan hal itu dia lakukan demi martabat keluarga.
Anj…. rasanya pengen maki-maki tu bapa-bapa tau ngga sih! Gila ya anaknya udah
mau mati dipukulin masih aja mentingin martabat dan kehormatan keluarganya.
Segitunya banget gamau keliatan ‘cacatnya’ udah gila nih!
Oke, redamkan emosi dulu hehehhe..
tapi aku salut sama Lee Seo In yang akhirnya berani memutuskan untuk berpisah
setelah sekian lamanya dia tersiksa dalam kehidupan rumah tangganya. Mati juga
belum tapi udah berasa di neraka aja, kasian bener Seo In. Meskipun di akhir
mengetahui bahwa dirinya hamil tapi dia tetap pada pendiriannya untuk berpisah.
Aku tau, keutuhan orang tua sangatlah berarti untuk sang anak, tapi buatku anak
membutuhkan orang tua dan lingkungan keluarga yang bahagia bukan sempurna.
Kebahagiaan anak memang yang utama tapi ga berarti juga melupakan kebahagiaan
diri sendiri. Tapi kembali lagi sih,
semua keputusan pada akhirnya ditentukan oleh tokoh utama dalam kehidupannya
masing-masing. Karena yang mengetahui baik buruknya apabila masih dilanjutkan
ataupun berpisah adalah dirinya sendiri.
Nama
baik keluarga diatas segalanya
“Apa
jadinya jika anak gadisku menikah dengan seorang duda beranak satu?”
“Apa
yang akan orang-orang katakana ketika anakku yang berkarir cemerlang
bersuamikan seorang dokter memilih bercerai?”
“Apa
yang harus aku katakan pada kolegaku jika mengetahui anakku yang bersekolah
diluar negeri memilih kabur dari sekolahnya?”
Kurang lebih begitulah isi kepala
seorang Ayah dari Lee Jeong In.
Yap, apalagi kalau bukan demi nama
baik keluarga. Ga menutup kemungkinan hal kaya gini banyak banget di lingkungan
kita mau kita sadari atau engga. Sampai-sampai nih terkadang kondisi-kondisi yang
ga menguntungkan terpaksa dijalani oleh seseorang demi mempertahankan nama baik
keluarga. Rasa takut jadi bahan omongan orang-orang sekitar ya tetangga,
kerabat bahkan keluarga sendiri biasanya jadi pertimbangan terbesar yang ga
sedikit malah berujung dengan terperangkap di kondisi itu terus menerus.
Reaksi yang dikeluarkan oleh Lee Tae
Hak alias sang Ayah dari Lee Seo In ketika mengetahui bahwa anaknya jadi korban
KDRT suaminya sendiri sungguh diluar dugaan. Bikin pengen jedotin kepala ke
tembok (jedok jedok jedok). Sekesal itu memang tapi kalian harus rasakan
sendiri sensasi kesalnya seperti apa, hahaha. Aku rasa itu juga yang akhirnya
membuat Lee Seo In terperangkap lama dalam rumah tangga nya yang lebih mirip
dengan neraka dunia.
Mendengar keputusan anaknya yang ingin
bercerai sang Ayah memberikan penentangan luar biasa karena perceraian baginya
merupakan sebuah aib keluarga. Tapi apa gunanya sih mempertahankan sesuatu yang
bahkan sudah ga ada sisi baiknya jika dilihat dari sisi manapun, iya gak ? Nah
tuh jadi curhat dah wkwkwkwk. Begitu
juga dengan penolakan halus sang ibunda ketika mengetahui jika anak
kesayangannya Lee Jeong In memilih mengakhiri hubungannya dengan kekasih yang
sudah jalan bertahun-tahun lamanya dan memilih menjalin hubungan yang baru
dengan pria beranak satu.
Nah seperti biasanya, setiap drama
yang aku tulis selalu mengukir kesan tersendiri dalam hati dan pikiranku. Bagiku
nonton drama ga sekedar nonton lalu kelar lalu gabisa move on, ga sampai disitu
aja sis, aku biasanya justru berubah jadi (sok) pemikir wkwkwk, “jangan-jangan
aku begitu juga”, “mudah-mudahan aku dijauhkan dari sifat seperti itu” atau “kenapa
ya orang-orang gabisa jalanin hidupnya sendiri aja ga usah ngusik pilihan orang
lain” atau “bisa ga sih hidup yang hidup aja gitu ga usah terlalu banyak yang
dipikirin yang dipertimbangin”
Yaa… balik lagi inilah hidup sis,
bagaikan kertas kosong tinggal kita mau isi dengan yang bagaimana.. kalau
terlalu polos tentu ga menarik, sesekali diberi warna ada baiknya juga biar
kita bisa melihat sisi yang lain dari kehidupan. (ngomong ayam akunih wkwkwk)
Okedeh cukup sekian dulu review yang
sedikit terlambat ini, harap maklum ya soalnya sekarang sudah ga bebas seperti
dulu. Mudah-mudahan setelah baca ini kalian jadi semakin tertarik buat nonton
drama One Night Spring ini dan seperti biasa ambil hikmahnya dari kisah yang
kalian tonton. See you :*
Kalian akan tau alasan kenapa nonton
ini bikin deg-degan kalau kalian nonton drama ini, so biar dapet feel deg-degan
nya ga akan aku bocorin disini hehehe.. Selamat Nonton :*
reviewnya baguuuus �� makasih yaa.. aku sukaaa drama inii.. sebel deh banyak yg bilang dramanya bosenin, ngeselin karena selingkuh dll.. padahal bagus ya ceritanya.. so real.. akting mereka jg juaraa dan ostnyaaa enak2.. trus nontonnya bikin imun meningkat pas liat Hae In hihihi (saking cakeubbbnyaa)
BalasHapusiya bener ak, kebetulan kalau aku suka banget sama drama yang genrenya romance2 kaya gini jadi pas nonton tuh bisa menikmati. Setuju banget kalau drama ini feels so real ya.. makasih banyak ya kak felli sudah mampir untuk baca. Have a nice day :)
HapusPantesaaan, ternyata penulis ceritanya sama ya sama preety noona who buys me food, keliatan dari soundtracknya lagu barat, cara para pemerannya berkomunikasi, mirip, sukaaa, makasij reviewnya bagus bangeeet
BalasHapushalo, makasih banyak yaa udah nyempetin mampir untuk baca :)
HapusSebenarnya memang relate banget lho, termasuk di Indonesia sangat relate. Sampai saat ini, walau udah emansipasi tetep aja perempuan diperlakukan patriaki, lebih rendah dari lelaki. Lelaki itu katanya imam, harus berkuasa penuh pada anak-istri. Anak lelaki harus sukses sesukses mungkin, anak perempuan udahlah dinikahin aja sama lelaki mapan, entah itu baik atau buruk, yang penting bisa jaga nama suami dan ayahnya. Di Indonesia masih banyak banget lho yang begini.
BalasHapusBapak-bapak kayak bapaknya Jeong In masih banyak, melakukan demi citra dan jabatan, alias matre 😂.
Lelaki kayak Gi Seok juga banyak, egonya setinggi langit. Ya gak heran sih kalau Jeong In ragu nikah. Ya gimana, Gi Seok orangnya tempramen, suka memaksakan kehendaknya sendiri, maunya menang sendiri. Pertanyaannya, siapa yang gak jengah coba. Walau gak jatuh cinta sama siapapun juga, cepat atau lambat bakal putus juga sih.
Isu-isu patriakis dibawain soft banget, gak terkesan menggurui, malah diajak petualang ke emosi dari berbagai tokoh, gimana frustasinya Lee Seo In yang disiksa suaminya tapi harus jaga nama baik juga. Beratnya jadi single parent. Beratnya hidup dibawah bayang-bayang suami yang keras kepala dan selalu nyetir hidup putri-putrinya. Mau lepas juga tapi ada 3 anak kan ya. Jeong In juga mau putus tapi bisa dibunuh sama bapaknya.
Emang rada capek sih nontonnya, apalagi kalau scene Gi Seok-bapak Jeong In-suami Seo In, gedeknya sampe ke ubun-ubun. Cuma mikirin diri sendiri doang.
Hai kak... Makasih banyak tanggapan nya. Suka sekali sm tanggapan kakak tentang drama ini. Ngeselin banget kan ya liatnya kaya gregetan gitu bikin emosi jiwa tapi kitanya ga bisa ngapa2in juga 😅
Hapus